Rabu, 06 Juli 2011

Hipertensi Kehamilan(Pre-eklamsia)

l.l. PENGERTIAN
Hipertensi kehamilan(Per eklampsia) adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998)
1.2. ETIOLOGI
Penyebab pre eklamsia sampai saat ini belum dapat diketahui,tetapi banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut,antara lain:
 Bertambahnya frekuensi pada primigravida,kehamilan ganda.
 Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan
 Terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
 Timbul hipertensi,oedem,proteinuria,dan koma.
1.3 TANDA DAN GEJALA
Penyakit Hipertensi pada kehamilan dapat terjadi tanpa adanya peringatan dan gejala yang timbul secara bertahap. Namun ada beberapa tanda yang mungkin bisa mengambarkanya:
 Peningkatan tekanan darah 140/90 mmhg , yang diambil selang 6 jam dalam keadaan istirahat
 Nadi menurun
 Dapat mengalami memar spontan ,perdarahan lama
 Protenuria ,oedema
 Pusing ,sakit kepala diprontal
 Penglihatan kabur
l.4. PATOFISIOLOGI
Sampai sekarang penyebab penyakit belum diketahui.Pre eklampsia berhubungan dengan implantasi abnormal placenta dan invasi dangkal tromboblastik yang mengakibatkan berkurangnya perfusi placenta.Arteri spiralis maternal (arteri uterine) gagal mengalami vasodilatasi fisiologis, sehingga aliran darah mengalami hambatan.Gangguan aliran darah intervilosa berakibat ischemia dan hipoksia.Tanda dan gejala muncul selama kehamilan trimester kedua.












1. 5 KLASIFIKASI
1. Gangguan hipertensi pada kehamilan mengacu pada berbagai keadaan,dimana terjadi peningkatan TD normal disertai fisik yang berhubungan denngan kesehatan ibu dan janin. Hipertensi kronik jika peningakatan TD <20 minggu. 2. Pre eklamsia ringan,sering tanpa gejala kecuali meningkatnya tekanan darah prognosis menjadi lebih buruk dengan terjadinya proteinuria.  Tekanan darah sistolik 20 mmhg atau diastolik 15 mmhg  Protenuria +2  Penambahan berat badan selama trimester ke dualebih dari 3 pon (1,3 kg) setiap minggu dan selama trimester ke 3 lebih dari 1 pon (0,45 kg)setiap minggu,oedem dependen,bengkak diwajah,mata jaring, bunyi pulmoner tidak terdengar. 3. Preeklamsia berat,bila terdapat salah sattu lebih gejala: • Tekanan sistolik 160 mmhg atau lebih dan tekanan diastolik 110 mmhg atau lebih. • Peningakatan berat badan yang berlebihan • Proteinuria diatas /24 jam • Oliguria,air kencing kurang dari 400cc • Keluhan selebral berupa gangguan penglitan,nyeri kepala atau nyri pada epigastrium • Edema paru disertai seanosis • Pertumbuhan janin terhambat • Jantung : gagal jantung 4. Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat sampai kejang: • Kejang dapat terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi • Kejang bersifat tonik/klonik,menyerupai kejang pada epilepsi • Koma terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama 1.6. EPIDEMOLOGI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Faktor resiko terhadap hiperetensi pada kehamilan/ preeklamsia: a) Usia b) Paritas c) Ras/golongan etnik d) Faktor keturunan e) Diet/gizi f) Iklim/musim 1.7. KOMPLIKASI a.Pada bayi: • Pertumbuhanin janin terhambat • Kematian janin • Solutio plasenta b.pada ibu: • Perdarahan serebral • Gagal jantung ,hati,ginjal c.penanganan tidak cepat: • Infeksi saluran kemih • Kelebihan cairan d.Kejang dan koma: • Trauma karena kejang • Aspirasi cairan,darah,muntah akibat dorongan pernapasan 1.8. PENCEGAHAN • Pembatasan kalori ,cairan,dan diet rendah garam tidak dapat mencegah hipeertensi,masalah dapat membahayakan janin • Manfaat aspirin,kalsium dan lain dalam mencegah hipertensi karena kehamilan belum terbukti • Pemasukan cairan yang terlalu banyak mengakibatkan edema paru. 1.9.PEMERIKSAAN LABORATORIUM  Pemeriksaan sel darah lengkap  Pemeriksaan pembekuan darah  Enzim hati  Kimia darah  Pemeriksaan silang darah:trombosit dipantau secara ketat,kadar glukosa serum dipantau 2.0. PENANGANAN 1.Hipertensi karena kehamilan tanpa proteinuria,ditangani secara rawat jalan:  Pantau TD ,urine(untuk proteinuria)dan kondisi janin setiap minggu  Jika kondisi bayi memburuk atau terjadi pertumbuhan bayi  Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya  Jika tekanan darah stabil,janin dapat dilahirkan secara normal 2.Preeklansia ringan (kehamilan <37 minggu) • Jika belum ada perbaikan, lakukan penilaian 2x seminggu secara rawat jalan • Pantau TD, urine • Banyak istirahat • Diet biasa • Jika rawat jalan tidak mungkin,rawat rumah sakit • Tidak perlu di beri obat-obatan • Tidak perlu diuretik,kecuali terhadap edema paru • Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat pulang 3. Preeklamsia berat dan eklamsia a. Penanganan umum  Jika tekanan diastolik >110 mmhg,beri anti hipertensi,sampai tekanan diastolik diantara 90-100mmhg
 Pasang infus RL
 Ukur keseimbangan cairan
 Kateterisasi untuk pengeluaran urinne dan proteunaira
 Jika jumlah urine<30ml/jam
 Observasi tanda-tanda vital
b.Penanganan kejang
Beri obat
Perlengkapan untuk penanganan kejang
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Beri 02 4-6 liter/menit
2.1. PENATALAKSANAAN
• Anti konvulsan
Magnesium sulfas merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada preeklamsia dan eklamsia. Alternatif lain adalah diezepam dan dapat beresiko terjadinya defresi neonetal.
• Anti hipertensi
- Obat pilihan adalah hidralazin yang diberikan pada ibu
- Jika perlu beri hidralazain (IM)
- Beri nifedipine 5mg subligual
- Labilatol 10mg,dan jika TD tidak juga turun beri labilatol 20 mg
- Selalu isap muntah cairan lambung sampai bersih
• Bebaskan pernapasan dengan oropharingeal airway
• Hindari trauma jatuh
2.2. PENANGANAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN:
 Jika pertumbuhan janin terhambat lakukan terminasi kehamilan
 Jika terjadi penurunan kesadaran atau koma, kemungkinan terjadi perdarahan serebral : turunkan tekanan darah pelan-pelan, berikan terapi suportif
 Jika terjadi gagal jantung, ginjal atau hati berikan terapi suportif
 Jika uji beku darah menunjukkan gangguan tekanan darah kemungkinan terdapat koagulopati
 Jika pasien mendapat infus dan dipasang kateter, perhatikan upaya pencegahan infeksi
 Jika pasien mendapat cairan perinfus, perlu dipantau jumlah cairan masuk dan keluar agar tidak terjadi overload cairan
2.3. PENANGANAN PERSALINAN
 Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan pasien stabil.
Penundaan persalinan meningkatkan resiko untuk ibu dan janin
 Periksa serviks, jika serviks matang lakukan pemecahan ketuban,
kemudian induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin
 Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada
eklampsia) atau dalam 24 jam (pada preeklmapsia) lakukan sectio caesarea)
 Jika denyut jantung janin < 100 kali/mnt atau 180 kali/mnt lakukan sectio
caesarea
 Jika serviks belum matang janin hiduplakukan secsio caesarea
 Jika anestesi untuk seksio sesarea tidak tersedia, atau jika janin mati atau
terlalu kecil maka usahakan lahir pervaginam, matangkan serviks dengan
misoprostol, prostaglandin, atau kateter foley


















BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI KEHAMILAN

A.PENGKAJIAN
1. Anamnese
1.1. Anamnese indentitas ibu hamil dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan, alamat.
1.2. Anamnese umum:
a.sirkulasi darah
• Peningkatan tekanan darah
• Penurunan nadi
• Dapat mengalami memar spontan,perdarahan lama atau epistaxis
b.Eliminasi
• Fungsi ginjal menurun
• Urine < 400 ml/24 jam
c.Makanan/cairan
• Mual/muntah
• Penambahan BB yang berlebihan
• Oedema diwajah,ekstremitas atas dan bawah
d.Neurosensori
• Pusing,sakit kepala frontal
• Diplopia,penglihatan kabur
• Hiperrefleksia
• Kacau mental
e.Nyeri/ketidak nyamanan
• Nyeri epigastrik
• Gerakan bayi berkurang
2.Pemeriksaan diagnostic
a.Uji pemeriksaan dasar
 Pengukuran tekanan darah
 Analisis protein dalam urine
 Pemeriksaan oedema
 Pengukuran tinggi fundus eteri
b.uji laboratorium dasar
 Evaluasi hematologic (hematokrit,jumlah trombosit, eritrosit)
 Pemeriksaan fungsi hati ( bilirubin, protein serum)
 Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas,berhubungan dengan preeklamsia dan efeknya pada ibu dan bayi
2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet,tirah baring
3. Perubahan perfusi jaringan/organ yang berhubungan dengan hipertensi,edema selebral,perdarahan
4. Resiko tinggi oedem paru yang berhubungan dengan terapi anti hipertensi yang berlebihan
5. Resiko cedera janin yang berhubungan dengan insufiensi uteroplasenta
6. Resiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan iritabilitas susunan saraf pusat akibat oedem otak
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pantau TD,nadi dan pernapasan
2. Lakukan tirah baring pada klien dengan posisi miring kiri
3. Berikan obat hipertensi seperti hidralazin diastolic menjadi antara 90-110 mmHg
4. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas janin
5. Tinjau ulang tanda-tanda abrupsi plasenta(perdarahan vagina,nyeri tekan uterus)
6. Pantau perubahan janin,ukur kemajuan,pertumbuhan fundus setiap kunjungan
7. Perhatika respon janin terhadap obat-obatan seperti fernobarbital,diazepam
8. Pantau DJJsecara rutin,setiap kali berkunjung
9. Perhatikan perubahan tingkat kesadaran
10. Lakukan tindakan untuk menurunkan kemungkinan kejang seperti lingkungan yang tenang
11. Pantau tanda-tanda gejala persalinan dan kontraksi uterus
12. Berikan informasi tentang penambahan BB normal pada kehamilan,modifikasi supaya dapat memenuhi kebutuhan klien
13. Kaji adanya tanda masalah pada susunan saraf pusat(mis:sakit kepala,peka rangsang,gangguan penglihatan,ataupun perubahan pada tingkat kesadaran).
14. Berikan informasi tentang tanda dan gejala yang mengidentifikasikan kondisi yang semakin buruk dan instruksikan klien kapan pemberitahuan perawatan kesehatan.



D. EVALUASI
Evaluasi adalah proses yang berkesinambungan untuk menjadi efektif,evaluasi perlu didasarkan pada criteria yang dapat diukur,yang mencerminkan hasil keperawatan yang diharapkan.Kondisi berikut harus dipenuhi:
• Ibu dan janin tidak menderita gejala sisa akibat preeklamsia penatalaksanaan
• Ibu tidak akan mengalami eklamsia atau komplikasinya
• Janin tidak mengalami distress
• Bayi baru lahir akan dilahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu efek akibat penyakit maternal dan penatalaksanaan
• Keluarga akn mampu berkopingh secara efektif terhadap keadaan ibu yang beresiko tinggi,penatalaksanaan dan hasil akhirnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar